Evolusi
yang Terjadi Pada Mahluk Hidup
Teori
evolusi adalah pendapat yang mengatakan bahwa terjadi perubahan secara perlahan
dan makan waktu lama dalam kehidupan mahluk hidup. Perubahan itu tidak nampak
apabila diukur dalam tempo hanya ribuan tahun, diperlukan waktu jutaan tahun
agar perubahan bentuk nampak lebih jelas. Teori evolusi juga berpendapat bahwa
organisme yang berbeda, secara genetik saling berkaitan atau dapat pula
dikatakan bahwa species organisme akan berubah menjadi species lain.
Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam
dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah
proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup
dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi dan
sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi
karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar
bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang
mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi
terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus
menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik merupakan
sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu
populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan
diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.
Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan
seleksi alam kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan
yang substansial pada organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan
spesies yang baru. Dan sebenarnya, kemiripan antara organisme yang
satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies yang kita
kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi
secara perlahan ini.
Beberapa pandangan
mengenai evolusi, diantaranya:
1.
Anaximander
(611-547 SM)
Bumi
pada awalnya berupa lautan, beberapa bagian kemudian membeku menjadi daratan. Pada
saat masih berupa lautan, semua kehidupan adalah aquatik. Selama masa transisi
menjadi daratan, beberapa mahluk hidup termodifikasi sehingga dapat hidup di
daratan. Masa transisi ini, pada manusia, meliputi masa “part-fish” dan “part-human”
yang disebut mermen dan marmaid. Kemudian penampilan seperti
ikan ini akan hilang pada manusia dewasa, tetapi pada pada masa embrio, bentuk
seperti ikan ini ada selama beberapa periode perkembangan.
2. Aristoteles (384-322 SM)
Benda-benda
hidup berkembang makin sempurna karena pengaruh kekuatan tertentu, yakni
entelechy, dan mahluk hidup di daratan berasal dari mahluk hidup di lautan.
3.
Charles
Robert Darwin (1802-1882)
Dalam bukunya The Origin of Species by Means of Natural
Selection or The Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life
(1859), Darwin mengemukakan teori evolusi yang berbeda, yaitu bahwa yang
menjadi dasar evolusi organik adalah adanya seleksi alam dan seksual.
Seleksi alam berupa “pertarungan”
dalam kehidupan, yang kuat akan terus hidup. Misalnya rusa dengan tanduk yang
besar dapat mengalahkan rusa bertanduk kecil dalam penguasaan daerah yang
menjadi sumber makannya. Akibat populasi rusa bertanduk kecil akan menurun dan
akhirnya habis karena kekurangan makanan.
Seleksi seksual wujudnya adalah
bahwa yang kuat akan mengusir yang lemah sehingga yang lemah tidak memperoleh
kesempatan untuk melanjutkan keturunannya.
Jadi secara garis besar gagasan
Darwin tentang evolusi tersebut adalah:
a.
Species
yang hidup sekarang berasal dari species yang hidup di masa lampau
b.
Evolusi
terjadi karena seleksi alam dan seksual.
Sejarah
Evolusi Manusia
Sejarah
manusia dimulai dari primata cikal bakal kemudian dalam perkembangannya akan
mengalami perubahan dari generasi ke generasi sampai perkembangan yang lebih
baik seperti manusia zaman sekarang. Sejarah manusia yang berasal dari primata
cikal bakal adalah sebagai berikut.
a. Primata. Pada tahun
1871, pendapat Darwin didasarkan atas adanya hubungan kekerabatan antara
manusia dengan primata. Hubungan kekerabatan tersebut juga dapat dilihat antara
manusia (Hominidae) dan orang utan (Pongidae). Di antara
bentuk persamaan tersebut dapat Anda lihat struktur tubuhnya, antara lain:
- mata menghadap ke depan
- memilki kelenjar susu yang terletak di dada
- memiliki struktur, jumlah, dan macam kerangka yang sama
- organ darah mempunyai susunan kimia yang sama
- bentuk rahim dengan tipe simpleks
Selain
persamaan di atas, juga terdapat perbedaan antara keduanya. Perbedaan tersebut
dapat Anda lihat pada tabel dibawah.
Tabel Perbedaan Antara Manusia (Hominidae) dan Orang Utan (Pongidae)
Struktur Tubuh
|
Manusia (Hominidae)
|
Orang Utan (Pongidae)
|
Kedudukan tengkorak
|
Tepat di ujung tulang belakang
|
Sebelah depan ujung tulang
belakang
|
Rahang
|
Berbentuk seperti huruf V
|
Berbentuk seperti huruf U
|
Ukuran dan tinggi sama
|
Ukuran dan tinggi tidak sama
|
|
Tulang belakang
|
Tegak dan kuat
|
Bengkok
|
Tangan
|
Lebih pendek dari kaki
|
Lebih panjang dari kaki
|
Kaki
|
Untuk berjalan
|
Untuk berjalan dan memegang
|
Ibu jari kaki
|
Tidak dapat bergerak bebas
|
Dapat bergerak bebas
|
Pelvis
|
Lebar dan kuat
|
Sempit dan memanjang
|
b. Manusia purba. Fosil
manusia purba ditemukan di berbagai tempat. Penemuan tersebut dapat menunjukkan
suatu perbandingan dan mengetahui perkembangan evolusi yang terjadi. Di antara
penemuan yang ada adalah yaitu, Manusia Jawa. Fosil manusia Jawa
ditemukan oleh Eugene Dubois, yang merupakan ahli anatomi dan
geologi dari Belanda. E. Dubois menemukan fosil tersebut di daerah
Trinil, Jawa Timur pada tahun 1894. Pada tempat yang berbeda ditemukan pula
manusia Jawa jenis lain. Penemuan ini dilakukan oleh C.R. Von
Koenigswald di daerah Mojokerto dan Sangiran. Hasil penemuan
Koenigswald tersebut diberi nama Pithecanthropus erectus. Manusia Jawa
yang ditemukan tersebut memiliki ciri-ciri antara lain:
1)
dapat berdiri dan berjalan dengan dua kaki;
2)
memiliki volume otak kurang lebih 770 – 1000 cm3;
3)
dapat berkomunikasi dengan berbicara;
4)
dapat membuat alat berburu dan menggunakan api;
5)
hidup kurang lebih 500.000 s.d. 300.000 tahun yang lalu.
c. Manusia Modern. Manusia
modern memiliki ciri-ciri antara lain:
- memiliki volume otak ± 1400 – 1500 cm3;
- memiliki tinggi badan ± 1,6 m;
- memiliki peradaban yang maju;
- mempunyai peralatan yang lebih baik;
- suka berburu;
- sudah terdapat hubungan sosial dan upacara ritual;
- diperkirakan hidup sekitar 100.000 – 40.000 tahun yang lalu.
Dari
ciri-ciri tersebut, Anda dapat melihat suatu perkembangan terjadi menuju bentuk
manusia yang lebih baik. Dari penjelasan mengenai berbagai sejarah evolusi
manusia tersebut, Anda akan memiliki gambaran tentang perkembangan dari
generasi ke generasi sehingga membentuk manusia yang lebih sempurna seperti
sekarang.
Referensi :
-
http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xii/sejarah-evolusi-manusia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar