Selasa, 24 November 2015

Tugas 3: Saya dan Cita-Cita

Saya dan Cita-Cita


Jika bicara mengenai cita-cita, semua orang tentunya memiliki harapan itu dari mereka kecil. Tidak asing lagi bagi kita mendengar kata itu. Cita-cita merupakan suatu harapan tentang keberhasilan ataupun kesuksesan yang ingin dicapai seseorang di masa depan. Ketika saya kecil, saya menganggap cita-cita sebagai suatu bayang-bayang kehidupan yang nikmat, penuh dengan suka cita dan apapun yang saya inginkan akan bisa tercapai. Tapi tentu itu hanyalah pandangan ketika kita masih belum mengetahui bagaimana situasinya, apa yang dilakukan, bagaimana mencapainya dan lain-lain, karena cita-cita dulu hanyalah sebuah pertanyaan sederhana yang sering ditanyakan oleh orang-orang dewasa seperti orang tua, tante, kakek, nenek dan sebagainya. Namun seiring berjalannya waktu menuju proses dewasa yang kita alami dari lingkungan, waktu, pergaulan, cara mendidik yang berbeda tentunya membuat kita agar berpikir ulang tentang cita-cita yang telah kita rencanakan di masa lalu. Mungkin akan berubah atau akan menjadi lebih kuat cita-cita tersebut tergantung bagaimana kita menyikapi proses tersebut.
Ada sebuah ungkapan “kerjarlah ilmu sampai ke negeri Cina” yang merupakan pepatah bagi orang-orang yang ingin meraih kesuksesan tanpa menyerah pada suatu situasi saja. hal tersebut juga menjadi landasan saya dalam menentukan pilihan hidup saya. Ketika saya kecil saya memiliki cita-cita ingin menjadi pengacara ataupun jurnalis, karena bagi saya kedua profesi itu memiliki sisi kemanusiaan dan sosial yang cukup tinggi, seperti pengacara yang dapat membela orang yang lemah, menegakkan hukum dan keadilan tanpa menodainya serta harus mampu berempati kepada semua orang bukan hanya golongan tertentu saja. Sedangkan menjadi jurnalis memiliki sisi keberanian yang tinggi dan dituntut lugas dalam pembawaan dan bicara memiliki kewajiban yang cukup berat yaitu harus bisa bertanggung jawab atas laporan yang ada dengan  menggali berita atau fenomena sesuai dengan fakta dan bersifat objektif untuk disajikan pad akhalayak umum. Namun sayangnya kedua profesi itu tidak bisa saya lanjutkan menjadi cita-cita saya kedepannya, karena saya kurang memiliki keberanian untuk konteks yang memiliki resiko cukup besar. Tetapi saya menjatuhkan pilihan saya dengan memilih profesi yang bagi saya tidak berbeda jauh dari kedua cita-cita saya dahulu itu. Saya memilih untuk menjadi seorang psikolog. Saya memilih profesi itu tidak mudah, tentunya proses perdebatan dengan orang tua harus saya lalui dan menjelaskan bagaimana latar belakang dan prospek kedepan seorang psikolog nantinya. Saya memilih menjadi psikolog karena profesi ini smaa halnya dengan pengacara dan jurnalis, sama-sama bersifat sosial dan kemanusiaan, namun konteksnya saja yang berbeda dan lingkup yang dihadapi pun lebih kecil, disamping itu saya suka memperhatikan orang-orang disekitar saya baik dari segi perilaku dan kepribadiannya, pelan-pelan saya suka menilai bagaimana mereka kepada diri saya sendiri, dan saya baru menyadari itu dimasa SMA.  Jadi itulah alasan mengapa saya memilih profesi psikolog untuk melanjutkan masa depan saya, passion saya ada di sana dan saya tidak ingin menyia-nyiakannya, jadi saya belajar dan berjuang sekuat saya dibangku kuliah untuk memahami betul ilmu psikologi ini sampai ke intinya. Karena saya tidak ingiin mengecewakan kedua orang tua saya dan jika saya telah menentukan pilihan, saya akan membuat pilihan itu menjadi sesuatu yang berarti bagi saya dan bagi orang-orang disekitar saya.
Dalam berbagai hal yang telah kita ketahui kenyataannya tersebut haruslah di dampingi dengan rasa syukur, mental serta pengembangan potensi diri yang sudah kita miliki. Agar dalam menyikapi berbagai keadaan yang tidak sesuai, kita dapat berpikir ulang dan menentukan arah yang lebih baik lagi kedepannya.


Siapa Inspirasi Saya?
Dalam menentukan dan mencapai cita-cita setiap orang pasti tidaklah muncul tiba-tiba ataupun tidak memiliki alasan. Setiap orang pasti sebelumnya melihat orang lain baik tokoh-tokoh dunia atapun orang yang sangat berpengaruh dalam beberapa hal melalui di media cetak, media elektronik dan sebagainya sehingga ingin menjadi seperti itu. Begitu pula dengan saya, saya memiliki salah satu tokoh perempuan yang sangat menginspirasi saya, memang bukan dari dalam profesi yang sama seperti yang sedang saya tempuh sekarang ini, namu beliau bagi saya memiliki pengaruh yang sangat besar bagi saya ataupun bagi masyarakat umum diluar sana. Beliau adalah Najwa Shihab, salah satu jurnalis teranyar di Indonesia dan namanya cukup melekat di dunia pertelevisian, karena Najwa yang kerap disapa Nana adalah salah satu wartawan atau reporter populer di Metro TV yang kemudian diangkat menjadi presenter atau pembawa acara Metro TV, acara yang dibawakan mulai dari news anchor program Prime Time Metro Hari Ini, talk show Today’s Dialogus, serta pragram yang sangat terpopuler dan masuk dalam nominasi acara terbaik di dunia pertelevisian yaitu Mata Najwa. Najwa adalah alumni fakultas hukum Universitas Indonesia tahun 2000. Saya mengagumi beliau karena dedikasi dan independensinya yang sangat tinggi terhadap dunia jurnalistik sudah tidak diragukan lagi. Walaupun kuliah jurusan hukum, namun minat Najwa ada di bidang jurnalistik. Najwa selalu aktif dan berprestasi di bidang akademis dan organisasi sejak dibangku sekolah, Najwa juga sangat senang membaca buku, menulari kebiasaan ayahnya, itu sebabnya Najwa memiliki ketekunan dan kerja keras yang patut di acungi jempol. Nana memiliki sebuah kalimat yang selalu teringat sejak kecil yang dterlontar dari ibunya yaitu “if you want something, go get it” begitu Nana memaknai dorongan ibunya. Najwa menyebut ayah dan ibunya sebagai dua orang yang paling berpengaruh terhadap perjalanan hidupnya hingga menjadi sukses seperti sekarang.


Rabu, 21 Oktober 2015

Tugas 2 : Sistem Informasi Psikologi

Sistem Informasi Psikologi

Sistem Informasi
Sistem informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen.
Berikut ini adalah pengertian sistem informasi menurut beberapa ahli:
a.       Menurut John F. Nash, sistem informasi adalah kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting, proses atas transaksi-transaksi tertentu dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan menyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat
b.      Menurut Hall, sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal di mana data dikelompokkan, diproses menjadi informasi dan di distribusikan kepada pemakai.
c.       Bodnar dan Hopwood, sistem informasi adalah kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna.
Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa, sistem informasi merupakan gabungan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang di dalamnya terdapat kombinasi dari orang-orang, teknologi informasi dan prosedur-prosedur yang tergorganisasi, yang bertujuan untuk melakukan operasi dan manajemen sehingga dapat di transformasikan ke dalam bentuk informasi yang berguna.

Psikologi
Psikologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani Psychology yang merupakan gabungan dan kata psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Secara harafiah psikologi diartikan sebagal ilmu jiwa
Berikut ini adalah pengertian sistem informasi menurut beberapa ahli:
a.       Menurut Wade dan Tavris, psikologi adalah sebuah disiplin ilmu yang berfokus pada perilaku dan berbagai proses mental ini dipengaruhi oleh kondisi mental organisme dan lingkungan eksternal.
b.      Menurut Woodworth dan Marquis, psikologi adalah  ilmu yang mempelajari aktivitas-aktivitas dari individu, baik aktivitas kognitif, motorik, maupun emosional.
c.       Menurut Branca psikologi adalah ilmu tentang perilaku dan dalam hal ini menyangkut perilaku manusia.
Seperti yang dikemukakan di atas mengenai pengertian psikologi merupakan ilmu yang membicarakan tentang jiwa itu sendiri tidak nampak, maka yang dapat dilihat atau diobsevasi ialah perilaku atau aktivitas-aktivitas yang merupakan manifestasi atau penjelmaan kehidupan jiwa. Oleh karena itu Psikologi merupakan suatu ilmu yang meneliti serta mempelajari tentang perilaku dan berbagai proses mental. Perilaku dalam hal ini yaitu meliputi perilaku yang nampak (overt behavior) dan juga perilaku yang tidak menampak (innert behavior).

Sistem Informasi Psikologi
Dari beberapa penjelasan di atas mengenai sistem informasi dan psikologi maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, sistem informasi psikologi adalah suatu bidang kajian ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara ilmu psikologi itu sendiri dalam kaitannya dengan penggunaan komputer dan aplikasinya dalam bidang psikologi. Sistem informasi psikologi juga merukapan suatu sistem yang menyediakan informasi-informasi yang berkaitan dengan ilmu psikologi yang dapat dijadikan untuk meningkatkan penguna dalam pengambilan suatu keputusan terhadap penelitian, perencana, dan pengelolaan. Banyak hal yang dapat digunakan dengan sistem informasi psikologi untuk membantu dan mendukung kegiatan operasi di lingkup organisasi, membantu mempermudah penyediaan laporan di bidang psikologi yang mempelajari penginderaan, kehendak secara alamiah, perilaku dan fungsi mental.

Penerapan Dalam Bidang Psikologi

Psikologi Klinis
Penggunaan sisitem informasi dalam psikologi klinis misalnya, seorang mahasisiwa atau orang awam yang ingin sekedar tahu atau ingin mencoba-coba bagaimana tes psikologi bekerja, ingin mengetahui karakteristik kepribadian mereka dengan mengerjakan item-item atau melakukan serangkaian prosedur yang ada dalam tes psikologi, tetapi tidak ingin pergi ke seorang psikolog atau harus membayar mahal-mahal, caranya adalah dapat menggunakan tes psikologi online dengan cara mendownload software-software tes psikologi yang tersedia di beberapa situs internet salah satunya situs theinkblot.com yang menyediakan aplikasi tes kepribadian, pengguna dapat langsung menjalankan aplikasinya di komputer atau gadget masing-masing. Tes Rorschach atau bercak tinta adalah salah satu sarana proyeksi yang dapat digunakan untuk mengungkap kepribadian dalam situs tersebut.

Psikologi Industri dan Organisasi
Perusahaan sekarang ini banyak menggunakan software tentang alat tes agar waktu yang digunakan dalam menyeleksi calon karyawan baru lebih cepat dan efisien, serta tidak membuang tenaga para penyeleksinya juga. Pengerjaannya juga lebih mudah tidak membutuhkan kertas dan alat tulis, melainkan sebuah perangkat komputer saja. Pengerjaan dan penyekoringan jawaban calon pegawai juga dilakukan dalam satu komputer.


Sumber:
·         Sarlito, Sarwono. (2000). Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang.
·         Wade, Carole & Carol, Tavris. (2009). Psikologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
·         Walgito, Bimo. (2005) . Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: CV Andi Offset.






Sabtu, 10 Oktober 2015

Tugas 1 : Sistem Informasi Psikologi

Sistem Informasi Psikologi


1.      Sistem
Kata sistem banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.
Pengertian sistem menurut para ahli:
a.       Umar Fahmi Achmadi
Sistem adalah tatanan yang menggambarkan adanya rangkaian berbagai komponen yang memiliki hubungan serta tujuan bersama secara serasi, terkoordinasi yang bekerja atau berjalan dalam jangka waktu tertentu dan terencana.
b.      John McManama
Sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.
c.       Jogianto
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi.

Dari definisi sistem menurut 3 tokoh yang telah disebutkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah rangkaian elemen atau unsur terencana yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.

2.      Informasi
Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti aktivitas dalam “pengetahuan yang dikomunikasikan”. Informasi dapat diperoleh dari berbagai hal, seperti dari manusia itu sendiri, media cetak ataupun elektronik. Informasi dapat direkam atau ditransmisikan.
Pengertian informasi menurut para ahli:
a.       Gordon B. Davis
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang akan datang.
b.      Anton M. Moeliono
Informasi adalah penerangan, keterangan, pemberitahuan, kabar atau berita. Informasi juga merupakan keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian analisis atau kesimpulan.
c.       Djahir dan Pratita
Informasi adalah data hasil pemrosesan yang memiliki makna, biasanya menceritakan suatu hal yang belum diketahui.

Dari definisi informasi menurut 3 tokoh yang telah disebutkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diolah dengan cara tertentu sehingga memiliki makna dan didalamnya terdapat keterangan nyata yang dibutuhkan.


Sistem Informasi
Dari berbagai uraian mengenai sistem dan informasi diatas, maka dapat kita tarik benang merah bahwa definisi SISTEM INFORMASI merupakan gabungan antara alat teknologi, media, manusia serta rangkaian prosedur yang berfungsi untuk menata semua unsur fisik dan non-fisik untuk membantu menerima, mengorganisasikan, mengolah data-data sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah informasi untuk mencapat tujuan yang diinginkan.


Penerapan Sistem Informasi Dalam Bidang Transportasi
Lingkungan bisnis bukan hanya rumit tetapi juga dinamis. Oleh sebab itu manajer harus membuat keputusan dengan cepat terutama dengan munculnya masalah manajemen dengan munculnya pemecahan yang memadai. Fungsi dari sistem informasi tidak lagi hanya memproses transaksi, penyedia informasi, atau alat untuk pengambilan keputusan. Sekarang sistem informasi dapat berfungsi untuk menolong end user manajerial membangun senjata yang menggunakan teknologi sistem informasi untuk menghadapi tantangan dari persaingan yang ketat. Penggunaan yang efektif dari sistem informasi strategis menyajikan end users manajerial dengan tantangan manajerial yang besar.

Peranan Sistem Informasi Dalam Bisnis:
Sistem informasi mempunyai 3 tugas utama dalam sebuah organisasi, yaitu: 
a.       Mendukung kegiatan-kegiatan usaha/operasional
b.      Mendukung pengambilan keputusan manajemen
c.       Mendukung persaingan keuntungan strategis

Manfaat Sistem Informasi Dalam Organisasi:
a.       Meningkatkan efisiensi operasional
b.      Memperkenalkan inovasi dalam bisnis
c.       Membangun sumber-sumber informasi strategis

Penerapannya:
Penerapan E-Commerce pada PT. Gojek Indonesia telah terintegrasi dengan cukup baik. Hal ini dapat dilihat melalui arsitektur aplikasi perusahaan yang memberikan kerangka kerja konseptual yang menghubungkan antar proses dan interface dari aplikasi E-Commerce, yaitu mulai dari bagaimana konsumen memesan, proses pelayanan, sampai dengan selesainya jasa layanan. Gojek menawarkan beberapa layanan untuk memenuhi kebutuhan konsumennya, yaitu ada Instan Courier untuk mengantarkan paket berupa barang atau lainnya, Transport untuk mengantarkan penumpang ke tujuan yang diinginkannya, Go-Food untuk melayani jasa pesan-antar makanan serta Shopping untuk melayani jasa belanja ke berbagai tempat tertentu yang diinginkan konsumen.


SUMBER:
·   Djahir, Yulia., & Pratita, Dewi. (2014). Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Deepublish.
·         Hutahaean, Jeperson. (2014). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish.


Sabtu, 09 Mei 2015

Tugas 2

TERAPI KELUARGA (FAMILY THERAPY)


1.         Pengertian terapi keluarga
Family  therapy  merupakan  terminologi  yang  mengacu  pada  metode  yang  dilakukan  pada  keluarga  dengan  berbagai  kesulitan  biopsikososial. Family therapy mulai  berkembang diawal  tahun  1950-an,  merupakan pendekatan psikoteraputik yang fleksibel dan  dapat  diaplikasikan  pada  masalah-masalah yang  berfokus  pada  anak  dan orang  dewasa. Terapi keluarga adalah cara baru untuk mengetahui permasalahan seseorang, memahami perilaku, perkembangan simtom dan cara pemecahannya. Terapi keluarga dapat dilakukan sesama anggota keluarga dan tidak memerlukan orang lain, terapis keluarga mengusahakan supaya keadaan dapat menyesuaikan, terutama pada saat antara yang satu dengan yang lain berbeda
Dasar  utama  family therapy  adalah  bahwa  masalah  yang dihadapi individu secara esensial bersifat interpersonal, bukan  intrapersonal, sehingga  resolusinya  menghendaki intervensi  yang  diarahkan pada hubungan  antar  individu. Hubungan antar individu  dalam  keluarga  menjadi fokus  intervensi  karena  memiliki signifikansi besar  daripada  bentuk hubungan  lain  dalam  jaringan  sosial. Tujuan  utama  family  therapy  adalah memfasilitasi  resolusi  masalah dan mendukung  pengembangan  keluarga yang  sehat dengan  fokus  utama  pada hubungan  antara  individu  dengan masalah  serta  anggota  signifikan dari keluarga dan jaringan sosialnya. Tujuan lainnya adalah untuk mengerti dan menangani penderita gangguan mental. Kemudian konseling keluarga tidak hanya berguna untuk menangani individu dalam konteks keluarga, tetapi juga keluarga yang tidak berfungsi baik


2.         Cara melakukan terapi keluarga
1.    Initial interview
·      Terapis membuat kontrak pertemuan dengan keluarga dan mengumpulkan data.
·      Selama tahap ini terapis memfasilitasi proses penentuan masalah yang diidentifikasi oleh keluarga.
·      Proses ini meliputi :
a. Engagement stage : pertemuan keluarga dan menjelaskan apa yang mereka inginkan
b.    Assessment stage : identifikasi masalah yang menjadi perhatian keluarga
c.  Exploration stage : terapis dan keluarga mengeksplorasi masalah lain yang berkaitan dengan masalah utama
d.  Goal-setting stage : terapis mensistesis semua informasi, dan anggota keluarga menetapkan apa yang ingin mereka ubah
e. Termination stage : akhir fase initial review, menetapkan kontrak untuk pertemuan berikutnya dan siapa saja anggota keluarga yang harus hadir dalam pertemuan tersebut.
2.    Fase Kerja
·     Tujuan dari fase ini adalah untuk membantu keluarga menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan.
·  Selama fase ini terapis mengidentifikasi kekuatan dan permasalahan keluarga. Kekuatan keluarga berguna dalam membantu keluarga untuk tetap stabil
·      Biasanya setiap sesi dilakukan 1xseminggu dengan waktu lebih kurang  1 jam.
3.    Fase Terminasi
·   Kadang terminasi dapat terjadi sebelum waktunya. Hal ini biasanya terjadi jika keluarga merasa perubahan yang terjadi mengancam fungsi keluarga yang sudah ada.
·      Pada keadaan ini terapis harus melakukan review masalah yang telah teridentifikasi dengan keluarga dan menegoisasikan kembali kontrak dan jumlah sesi-sesi keluarga.
·  Jika keluarga sudah mencapai tujuan dan masalah sudah terselesaikan, maka terminasi harus dilakukan


3.      Manfaat terapi keluarga
Manfaat secara umum:
1.    Membantu anggota keluarga untuk belajar dan secara emosional menghargai bahwa dinamika kelurga saling bertautan di antara anggota keluarga.
2.    Membantu anggota keluarga agar sadar akan kenyataan bila anggota keluarga mengalami problem, maka ini mungkin merupakan dampak dari satu atau lebih persepsi, harapan, dan interaksi dari anggota keluarga lainnya.
3.    Bertindak terus menerus dalam konseling/terapi sampai dengan keseimbangan homeostasis dapat tercapai, yang akan menumbuhkan dan meningkatkan keutuhan keluarga.
4.    Mengembangkan apresiasi keluarga terhadap dampak relasi parental terhadap anggota keluarga (Perez, 1979).

Manfaat secara khusus:
1.    Membuat semua anggota keluarga dapat mentoleransikan cara atau perilaku yang unik (idiosyncratic) dari setiap anggota keluarga.
2.    Menambah toleransi setiap anggota keluarga terhadap frustrasi, ketika terjadi konflik dan kekecewaan, baik yang dialami bersama keluarga atau tidak bersama keluarga.
3.    Meningkatkan motivasi setiap anggota keluarga agar mendukung, membesarkan hati, dan mengembangkan anggota lainnya.
4.    Membantu mencapai persepsi parental yang realistis dan sesuai dengan persepsi anggota keluarga (Perez, 1979).


4.      Kasus-kasus yang diselesaikan dalam terapi keluarga
a.    Ibu yang overprotektif atau ayah yang “jauh” (bekerja, alkohol, gangguan fisik)
b.    Ayah atau ibu yang “super”, atau pasif, tergantung, pasangan yang selalu mengalah
c.    Perkawinan yang tidak harmonis
d.   Anak yang menunjukkan perilaku akibat hubungan kelompok yang tidak baik di sekolah, sibling
e.    Beban berat antara 3 generasi, kakek-nenek, orang tua, cucu
f.     Keluarga dengan salah satu anggota merupakan pengguna obat terlarang
g.    Kekerasan fisik, emosional atau seksual oleh salah satu anggota keluarga
h.    Anak merupakan korban dari konflik perkawinan


5.      Cari dan rangkum satu contoh yang menggambarkan terapi keluarga.
Seorang anak mungkin merasa bersaing dengan saudara-saudaranya yang lain untuk mendapat perhatian dari orang tua dan mengembangkan enuresis (mengompol) sebagai satu-satunya cara untuk mendapat perhatian. Family therapy akan membantu keluarga mengeluarkan “pesan yang tersembunyi” yang terkandung dalam tingkah laku anak tersebut menjadi pesan yang terbuka, dan membantu keluarga mengadakan perubahan dalam hubungan-hubungan mereka untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak tersebut dengan lebih tepat. Dengan berbuat demikian, terapis akan memperlihatkan kepada keluarga bagaimana anggota keluarga yang mengalami masalah tertentu telah digunakan sebagai fokus untuk masalah keluarga sebagai suatu keseluruhan.


Referensi:
Sawitri, R.D. (2009). Postmodernisme dan Family Therapy Berbasis Belief System dan Narratives. Jurnal Psikologi Undip, 5, 1

Almasitoh, H.U. (2012). Model Terapi Dalam Keluarga. Magistra, 80
Shives, L.R. (1998). Basic concept psychiatric – mental health nursing. (4th ed). Philadelphia: Lippincolt.

Howard, A.L, dkk, 2001. Family Psychology. Science based intervention, APA: Washington DC.

Semiun, Yustinus. (2006). Kesehatan Mental 3. Yogyakarta: Kanisius